Senin, 14 April 2014

Jelas, Mungkin

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Sahabat hilang. Sahabat datang.
Jauh, lama dalam keragu-raguan.
Bersinar, Meredup, terus bergantian.
Menunggu yang tak ingin ditunggu.
Memanggil yang tak akan pernah menyahut.
Teriak sendiri pada diam.
Kemudian diam dalam kebisingan.
Gemas ingin seakrab dulu.
Gemas ingin segila dulu.
Gemas ingin kembali dengan baik yang baru.
Lalu ekspresi ditumpahkan pada tembok.
Lalu keramahan ditekan sekuat bibir menahan senyum.
Berdiri lemas ditinggalkan.
Berdiri lemas tak berani mengejar.
Aku dimana?
Saat ternyata kalian bergeser menjauh perlahan.
Kalian dimana?
Saat nyatanya aku berlari mendekat coba menggapai.
Satu, Sepuluh, Seratus, hingga Ribuan hari menjadi bayang.
Entah mungkin kalian yang lelah menghindar.
Saat seharusnya aku yang lelah mengejar.
Hati dimana?
Saat maaf tak cukup kuat membalikkan kembali suasana.
Rasa dimana?
Saat hitungan tahun masih kurang banyak untuk menjadi kenang.
Aku hanya makhluk tak kasat mata yang tertawa saat kalian bahagia.
Memperhatikan meski dari jarak sekian lama perjalanan.
Karena jelas pun, toh tak akan dihiraukan.
Aku hanya suara yang mendo’a saat kalian tak ingin dengar.
Menyapa meski tau kenekatan ini hanya akan memalukan.
Karena jelas pun, toh tetap tak akan dihiraukan.
Rindu berlebihan.
Tapi intervensi membuat aku banyak mengerti.
Bahwa jarak adalah yang kalian inginkan.
Dengan sesal ini aku ragu.
Dengan sesal ini aku kalah.
Tapi tanpa sesal baik ini takkan pernah berubah.
Aku sahabat. Kalian sahabat.
Biar ALLAH yang menjadi jarak.
Karena bubur tak akan bisa kembali menjadi nasi.
Maka biar ku racik menjadi bubur ayam spesial.
Meski sendiri tanpa kalian.
Aku jelas rindu saat kalian mungkin rindu
Aku jelas menyambut saat kalian mungkin tidak akan datang
Kalian jelas Sahabat saat mungkin aku hanya seorang teman
Untuk kalian disana, Nonny, Indah, Rita, Syerli, Icha :)
Barokallohu fiikum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar