Bismillah...
“Kenapa
di Muhammadiyah sih? Kenapa gak di Negeri aja??” Kurang lebih seperti itu
pertanyaan yang muncul dari Nenek, waktu tau bahwa saya lebih memilih sekolah
di SMF Muhammadiyah dan mengundurkan diri dari SMA Negeri favorit di kota saya.
Jika dilihat dari pertanyaannya, terkesan seperti orang-orang yang memilih
bersekolah di Muhammadiyah aneh dan tidak wajar dibanding orang-orang di
sekolah negeri, atau malah mengesankan bahwa Muhammadiyah adalah sesuatu yang salah.
Saya sendiri bingung pada waktu itu, memang apa yang salah dari Muhammadiyah?
Toh Muhammadiyah sama Islam seperti kita? Saya rasa malah lebih bagus
bersekolah dimana ditanamkan nilai-nilai Islam yang lebih banyak dibandingkan
dengan SMA Negeri pada umumnya.
Jauh sebelum saya mengenal Gerakan Amal Ma’ruf Nahi Munkar ini, otak
anak-anak saya juga memandang ‘beda’ pada Muhammadiyah, sama seperti
orang-orang yang belum paham apa dan bagaimana Muhammadiyah itu sendiri.
Perbedaan bacaan sholat, penentuan Hari Raya, dan hal-hal lain yang berbeda
dari masyarakat Islam Non Muhammadiyah pada umumnya membuat saya berfikir
kenapa mereka (Muhammadiyah) berbeda?
Pertengahan tahun 2008 saya mulai mengenal Muhammadiyah. Apa, mengapa,
dan bagaimana sebenarnya Muhammadiyah, sedikit demi sedikit mulai saya pahami.
Meskipun lingkup pemahaman saya waktu itu masih sangat sempit, tapi setidaknya
saya mengerti bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang benar, tidak seperti
penilaian banyak orang diluar sana. Cita-citanya untuk mewujudkan masyarakat
Islam yang sebenar-sebenarnya dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan hadist,
saya rasa memang sangat tepat dengan keadaan zaman dan masyarakat yang ada,
dimana masyarakat sudah banyak yang melupakan Al-Qur’an, melupakan ajaran dan
sunnah-sunnah Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam, lebih mengenal
ajaran-ajaran atau faham-faham yang datang dari luar Islam, hidup dengan bid’ah
dan kebiasaan-kebiasaan yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah sendiri. Banyak
pengetahuan dan ilmu yang saya dapat dari pelajaran Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan pada waktu itu. Bagaimana beribadah dan berkehidupan yang
sesuai dengan Al’Qur’an dan Hadist, mana saja kebiasaan-kebiasaan masyarakat
yang dinilai ‘sudah biasa’ padahal tidak ada tuntunannya. Juga sejarah tentang
Muhammadiyah yang disampaikan oleh almarhum guru saya, membuat saya semakin
mengerti mengapa gerakan Islam yang satu ini bisa berdiri. Kekhawatiran
KH.Ahmad Dahlan terhadap umat Islam pada waktu itu ternyata benar, Agama Islam
banyak dimasuki kuman-kuman bahkan penyakit yang fatal akibatnya jika didiamkan.
Takhayul, Bid’ah, dan Khurafat yang terkesan sudah biasa dimasyarakat
jelas-jelas mengganggu iman masyarakat sendiri, mengurangi kepercayaannya pada
ALLAH.SWT, meninggalkan syari’at dan sunnah yang telah diteladankan Nabi, serta
menyibukkan diri dengan hal-hal yang tidak manfaat samasekali, apalagi saat
tindakan-tindakan maksiat dirasa wajar dilakukan, sampai menjadi kebiasaan
masyarakat sehingga nilai-nilai Islam luntur begitu saja. Begitupun dengan Kemurnian
ajaran Islam yang dikotori oleh banyaknya bid’ah dan pemikiran manusia yang ‘sesukanya’,
seperti yang kita tau banyak orang yang salah dalam memandang dan menafsirkan
Islam serta ajaran-ajarannya, salah menafsirkan firman ALLAH, sehingga muncul
faham-faham yang dikenal dengan Islam Liberal dan semacamnya. Saya sendiri sangat
menyayangkan jika umat Islam itu sendiri yang malah menjadi agen pengotor Agama
Islam dengan menggembar-gemborkan kebebasan berkehidupan dan sebagainya,
padahal dalam Al-Qur’an, ALLAH.SWT telah sangat jelas mengatur kehidupan
manusia dari hal yang paling kecil sampai hal yang kompleks sekalipun.
Disitulah tugas dan tanggungjawab Muhammadiyah dalam memberantas segala
kemungkaran, dan merealisasikan Islam yang sebenar-benarnya.
Pemahaman saya terhadap Muhammadiyah sedikit demi sedikit menumbuhkan
rasa sayang terhadap Muhammadiyah, saya salut dan bangga terhadap perjuangan
para pendiri Muhammadiyah dulu, serta realisasi Muhammadiyah sekarang dalam
menyebarkan Islam, baik dari segi pendidikan, kesehatan, bahkan sosial, gerak
dakwah Muhammadiyah terasa begitu nyata di masyarakat. Jika dulu saya ditanya,
“Mengapa memilih Muhammadiyah?”, saya bingung mau menjawab apa, tapi jika
sekarang pertanyaan itu muncul, maka saya jawab karena Muhammadiyah
mengajarkan, menyampaikan, dan mengamalkan hanya apa yang ALLAH.SWT dan
Rasulullah ajarkan, karena Muhammadiyah gerakan yang berorientasi pada pemurnian
ajaran-ajaran Islam, berdakwah melalui banyak jalan pada masyarakat, agar
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dapat terwujud.
Fase hidup saya yang selanjutnya adalah memilih antara kuliah atau
bekerja? Dan muncul pertanyaan, ‘kuliah dimana?’ Atau ‘bekerja dimana?’. Saat
teman-teman yang lain sibuk dengan SNMPTN dan tes masuk kerja di
perusahaan-perusahaan, lagi-lagi saya lebih memilih Universitas Muhammadiyah,
berbagai macam pilihan dan pertimbangan mulai dari UHAMKA, UAD, UMS, sampai
UMM. Akhirnya saya mantap untuk melanjutkan studi di UMS dengan segala macam
resiko dan tantangan yang akan saya hadapi. Awal masuk perkuliahan saya
dikenalkan dengan berbagai UKM dan organisasi yang ada dikampus, IMM menjadi
salah satu gerakan yang waktu itu saya minati selain BEM, saya sempat mengikuti
beberapa kajian dan kegiatan IMM di fakultas, tapi sebelum saya resmi menjadi
ranggota IMM, saya malah merasa tidak cocok dengan IMM yang ada di fakultas,
akhirnya niat saya urungkan. Saya banyak bertanya dan berdiskusi dengan kakak
maupun teman tentang gerakan-gerakan Islam yang ada dikampus bahkan
dimasyarakat, saya ingin mengikuti salah satu dari gerakan tersebut tapi
bingung karena saya belum mengenal dengan baik gerakan-gerakan tersebut.
Kebingungan saya berujung pada pilihan saya di IMM Komisariat KH.Mas
Mansur, saya tau tiap komisariat pasti berbeda dan memiliki kelebihan serta
kekurangannya masing-masing, tapi saya juga menginginkan tempat dan suasana
yang nyaman untuk saya ‘bergerak’. Maka saya lebih memilih di IMM ini
dibandingkan gerakan-gerakan lain yang ada. Lagipula sebagai kader
Muhammadiyah, sebaiknya saya total dalam ber-Muhammadiyah demi membiasakan diri
dalam dakwah yang baik dan benar untuk ALLAH.SWT.
Setelah ± 2
tahun saya berada disini, sekarang saya sudah lebih banyak tau dan melihat
bagaimana IMM, tapi waktu yang sedikit itu tidak cukup membuat saya paham dan
mengerti tentang IMM. Saya banyak diberi gambaran dan pemahaman dari beberapa
teman IMM yang membuat saya yakin untuk bergerak di IMM. Jauh saat di awal dulu
saya menilai IMM yang ada di fakultas, saya sadar saya terlalu terburu-buru
membuat penilaian, sama seperti saat ‘PDKT’ pada Muhammadiyah, saya masih harus
banyak belajar tentang IMM agar tidak salah memberi nilai. Lalu “Mengapa IMM?”
karena saya kader Muhammadiyah, karena saya yakin IMM adalah gerakan yang bisa
saya jadikan tempat dan kendaraan untuk berdakwah, masih didalam lingkup
Muhammadiyah, berharap bisa mendapat banyak ilmu dari teman-teman dan turut
berjuang seperti para pendahulu Muhammadiyah. Harapan saya adalah semoga
Muhammadiyah khususnya IMM sebagai gerakan dakwahnya dapat selalu konsisten
dalam perjuangannya serta tidak terkontaminasi dengan paham-paham yang
menyesatkan.
Untuk Dakwah, Untuk ALLAH Azza Wa Jalla… :')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar