waktu membuatku sadar bahwa selama ini hanya berputar-putar.
lelah dalam fana yang tercipta tanpa ku sadar.
sudah waktunya memutar-balik badan.
kembali pada pijakan awal, dimana aku sebagai asing.
dimana tak ada khawatir yang harus dikhawatirkan.
dimana tak akan aku sembunyi dalam sikap yang memalukan.
dimana tak ada berlebihan yang tak seharusnya.
dimana aku tidak terlihat... tidak dilihat... tidak melihat...
lelah dalam fana yang tercipta tanpa ku sadar.
sudah waktunya memutar-balik badan.
kembali pada pijakan awal, dimana aku sebagai asing.
dimana tak ada khawatir yang harus dikhawatirkan.
dimana tak akan aku sembunyi dalam sikap yang memalukan.
dimana tak ada berlebihan yang tak seharusnya.
dimana aku tidak terlihat... tidak dilihat... tidak melihat...
sudah waktunya memutar-balik badan.
menempatkan bias yang seharusnya jelas.
menjelaskan yang bias pada tempat yang seharusnya.
menghapus tumpukan ambigu yang menyesatkan.
Ejaan... masih tak ada jelas yang bisa kubaca dari engkau.
lelah ini menghentikanku dalam sadar yang meragukan.
menyakitkan, saat diri harus menjadi 'biasa saja'.
nyatanya yang 'tidak biasa' mengacaukan yang didalam sana.
bahkan tamparan nyata tidak cukup membuatku diam.
lalu kalah... lalu malu... lalu menghilang...
sudah waktunya memutar-balik badan,
kembali pada pijakan awal.
bagaimanapun yang tak nyata memang harus hilang.
maka hilanglah saja... maka diamlah saja...
dan aku akan kembali pada asing,
pada aneh yang menyenangkan,
pada aneh yang menunjukkan aku ada, meski tak terbaca...
waktu membuatku sadar bahwa selama ini hanya berputar-putar,
dalam Ejaan yang setengah menghilang.
saat keyakinan ternyata palsu.
sampai jumpa dalam takdir TUHAN...
sampai jumpa dalam takdir TUHAN...
bulan lima,
21:48:57