Aku melihat banyak
kekeliruan, dari mereka yang menamai jiwanya ISLAM. Mereka yang ber’seragam’
tapi tidak berusaha menjadikan dirinya pantas dengan apa yang 'dipakai'nya.
Merasa bahwa manusia mutlak tempatnya salah & lupa, jadi wajar saja… tanpa
ada pembenaran, tanpa ada perbaikan, atau sekedar niat menjadi makhluk yang
lebih punya ‘harga’. Memalukan.
Aku mendengar
mereka berkoar tentang firman TUHAN, tentang apa yang dikata halal dan haram,
tentang mana perkara yang benar atau salah yang tidak boleh dilakukan.
setelahnya, mereka sendiri yang mempraktekkan. Kacau.
Aku mencium aroma
kebencian, dari banyak orang pada sebagian manusia lainnya, entah pria atau
wanita, atau lebih pantas disebut ‘jantan’ dan ‘betina’. yang katanya ukhuwah ISLAMiyah harus dijunjung tinggi, tapi fitnah dan rasa benci ditebar
kesana-kemari, bahkan pada saudara sesama ISLAM. Bangga dengan kesalahan yang
oranglain buat. Merasa benar dengan segala munafik yang disembunyikan. Ironis.
Aku memperhatikan
satu demi satu yang terlihat ‘baik’, merasa iri hingga berusaha menyamai. Tapi
lama-kelamaan, perhatianku dibuat kecewa dengan ‘kebusukan’ yang perlahan
terungkap. Yang punya nama A, B, atau C, sama saja bentuknya. Menyedihkan.
Aku mendekat, pada
mereka yang aku percaya, yang membawa nama TUHAN dalam sumpahnya, membuatku
nyaman dalam keterbukaan… sedetik kemudian, Fitnah merajalela… oh manusia,
mulut-mu harimau-mu. Munafik.
Aku hormat pada
mereka yang berILMU seluas samudera sedunia, atau seluas angkasa raya. Aku
kagum, aku iri, merasa kerdil dihadap mereka saat ilmuku diuji, tak sebanding.
Tapi dalam nyata, aku sadar, Ilmu dalam otaknya hanya sekedar teori, full-text tanpa
realisasi. Sekedar tau tapi tidak mau memahami. ILMUnya hanya mengendap dalam
otak, biar lama-lama menjadi kerak. Bangga ber-ILMU katanya. Bukan bangga
mengamalkan ilmu. Kasihan.
Aku membuka mata,
banyak yang salah jelas bertebaran dihadapan, saat nama TUHAN dipermainkan,
saat ILMU TUHAN dijadikan ukuran kebanggaan, saat AYAT TUHAN diartikan
bermacam-macam, saat ATURAN TUHAN ditawar-tawar, dikurangi atau ditambahi.
Hebat benar.
Sepertinya kini
manusia sudah terlalu cerdas, sudah terlalu adidaya hingga tanpa malu mengatur-ngatur
TUHAN, berani berlaku ini dan itu, menyepelekan yang salah dan memberatkan yang
benar, hingga BODOHnya jelas terlihat tanpa adanya IMAN.
Yang benar itu
tidak ada. Yang benar itu NOL BESAR.
Aku menengadah
dalam tenang, menatap langit yang luas, kosong, dalam pejam dihadap langit
tanpa warna, aku menyadari keberadaan TUHAN…
ALLAHUAKBAR, Maha
Suci Engkau, Maha Kuasa Engkau Yaa ALLAH.
Maka ampunilah aku
dengan segenap dosa & kehinaan ini, ampuni aku dengan segenap sombong &
kebodohan ini, ampuni aku dalam susah-payahku menuju padaMU… Laa hawla walaa
quwwata Illaabillaahil ‘aliyyil ‘adziim…
Sukoharjo,
HTM 02062013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar